Sosial Media - Pernahkah Anda berhenti sejenak dan berpikir, "Kok media sosial sekarang isinya video lucu-lucu, challenge viral, atau influencer pamer outfit ya? Dulu kayaknya cuma buat ngobrol sama teman lama?" Jika ya, Anda tidak sendirian. Bahkan, pendiri Facebook sendiri, Mark Zuckerberg, baru-baru ini menyentil hal ini. Ia menyatakan bahwa ekosistem media sosial saat ini telah berubah drastis dari sekadar tempat berinteraksi menjadi ladang hiburan.
![]() |
perubahan fungsi media sosial saat ini |
Sebuah Nostalgia Kala Facebook Masih "Reuni Virtual"
Mari kita putar waktu sebentar ke awal kemunculan Facebook. Ingatkah Anda saat pertama kali bergabung? Mungkin tujuan utamanya adalah mencari teman-teman sekolah dasar yang sudah lama hilang, atau sekadar melihat kabar sanak saudara di kota lain. Interaksi kita waktu itu sangat sederhana: update status singkat, upload foto liburan, atau saling "colek" (masih ingat fitur ini?). Esensinya adalah reuni virtual. Kita ingin tahu kabar teman-teman, melihat foto-foto mereka, dan mungkin sesekali berkomentar atau sekadar memberi like pada postingan mereka.
Mark Zuckerberg, dalam berbagai kesempatan, seperti pengumuman strategi Meta (induk perusahaan Facebook dan Instagram) di masa depan, seringkali menekankan pentingnya video dan hiburan. Ia pernah mengatakan, misalnya, "Kami ingin menyajikan konten yang relevan dan menghibur untuk pengguna, dan itu berarti lebih banyak video." Ini jelas menunjukkan arah yang ingin dituju Meta.
Transformasi Besar Ketika Media Sosial Berdandan Menjadi Panggung Hiburan
Sekarang, coba buka aplikasi Facebook atau Instagram Anda. Apa yang Anda lihat pertama kali? Kemungkinan besar bukan postingan teks teman lama Anda, melainkan serangkaian video pendek (Reels), iklan yang disesuaikan, atau story dari akun-akun yang bahkan mungkin tidak Anda kenal secara personal.
Mengapa ini terjadi? Ada beberapa alasan besar. Salah satunya adalah dominasi video pendek. Fenomena TikTok adalah pemicu utamanya. Aplikasi ini berhasil merevolusi cara kita mengonsumsi konten dengan video pendek yang sangat adiktif. Melihat kesuksesan ini, Facebook dan Instagram pun tak mau ketinggalan. Lahirlah Reels, yang kini menjadi salah satu prioritas utama mereka. Ini bukan lagi tentang mencari teman, tapi mencari tawa, inspirasi, atau sekadar hiburan cepat.
Selain itu, algoritma yang "mengejar" perhatian turut berperan. Pernahkah Anda merasa semakin banyak melihat konten yang Anda suka, meskipun itu bukan dari teman Anda? Itu karena algoritma media sosial kini dirancang untuk mempertahankan Anda selama mungkin di aplikasi. Mereka mempelajari apa yang Anda tonton, sukai, dan komentari, lalu menyajikan lebih banyak lagi konten serupa. Konten hiburan, dengan sifatnya yang menarik dan mudah dicerna, sangat efektif dalam hal ini.
Terakhir, ada bangkitnya para kreator konten. Dulu, kita semua adalah "penulis status" dan "pengunggah foto." Sekarang, media sosial melahirkan profesi baru: kreator konten dan influencer. Mereka adalah orang-orang yang secara aktif membuat konten (kebanyakan video) untuk menghibur, mengedukasi, atau menginspirasi audiens. Mereka bukan lagi sekadar teman, melainkan "bintang" di panggung media sosial, dan platform pun berlomba-lomba memfasilitasi mereka.
Apa Artinya Ini Bagi Kita?
Pernyataan Mark Zuckerberg ini bukan sekadar observasi, melainkan sebuah arah strategis. Mereka ingin platformnya menjadi destinasi utama untuk hiburan, bersaing langsung dengan YouTube, TikTok, bahkan mungkin televisi.
Bagi kita sebagai pengguna, penting untuk memahami bahwa prioritas telah bergeser. Jangan heran jika feed Anda didominasi oleh video atau konten dari akun yang tidak Anda ikuti. Ini adalah cara platform menyesuaikan diri dengan tren hiburan. Dengan kata lain, media sosial semakin mirip TV: Anda bisa menemukan berbagai jenis "program" (video, live streaming) yang bisa Anda tonton kapan saja, sesuai selera.
Meskipun platform mendorong konten hiburan, kita tetap punya pilihan. Kita masih bisa mengatur preferensi, mengikuti akun yang relevan, atau berinteraksi dengan cara yang kita inginkan. Namun, menyadari bahwa nature platform telah berubah adalah kunci.
Jadi, ketika Mark Zuckerberg bilang media sosial berubah jadi media hiburan, ia tidak sedang mengeluh. Justru ia sedang menjelaskan strategi besar perusahaannya untuk tetap relevan di tengah laju perkembangan teknologi dan perubahan selera pengguna. Dari tempat reuni virtual, kini media sosial telah bertransformasi menjadi panggung hiburan raksasa yang tak pernah sepi.