Website Sekolah : Alternatif Belajar Daring Pandemi COVID-19

Teknologi / Website Sekolah – Pandemi COVID-19 cukup terasa disegala lini kehidupan, tak terkecuali sektor pendidikan yang secara tidak langsung berpengaruh pada sisi ekonomi masyarakat. Bagaimana tidak, bagi masyarakat yang biasa berjualan di sekitar sekolah atau lembaga, karena #BelajarDariRumah harus agak kencang mengikat pinggang. Sebut saja si A yang biasa berjualan siomay dan bakso goreng kepada anak sekolah, atau si B yang harus berjualan es cedol di depan gerbang sekolah saat istirahat, beberapa bulan terakhir tidak dapat ‘bertugas’ seperti biasanya. Tampak sederhana? Bayangkan ratusan ribu sekolah dengan pedagang kecil dilingkungannya yang terhenti aktivitas sumber kehidupannya selama pandemi COVID-19 menyerang, masih dianggap sederhana kah?


Tapi kali ini OmPrap tak ingin berpandangan lebih lanjut terkait kisah pilu di atas! Dalam tulisan ini hanya ingin membebaskan pikiran terkait #BelajarDariRumah atau yang saat ini trending yaitu Pembelajaran Daring (dalam jaringan). Sebagaimana yang sobat OmPrap ketahui, salah satu keterampilan (bakat) yang dihadiahkan Sang Pencipta, yaitu sebagai perancang dan penyusun website / situs, tak ada salahnya jika menawarkan website sebagai alternatif sarana pembelajaran jarak jauh di era digital saat ini.

Dahulu, website lebih digunakan untuk sarana publikasi hasil dokumentasi kegiatan atau sekedar catatan selama kuliah, tapi perkembangan teknologi berbasis web saat ini telah terbukti mampu menjadi alternatif sarana belajar anak sekolah. Betul-betul dunia berkembang begitu cepat, terlebih semenjak pandemi COVID-19 melanda seluruh dunia.

E-learning menjadi Solusi Sementara di Tengah Pandemi

Pemerintah melalu lembaga yang berwenang meminta institusi pendidikan melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) baik daring maupun luring. Tujuannya tidak lain adalah menekan penyebaran virus corona di berbagai daerah di Indonesia. Meskipun dinilai cukup positif dan efektif, langkah ini memunculkan tantangan tersendiri bagi kalangan pendidikan.

Merubah kegiatan belajar mengajar tatap muka ke PJJ bukanlah hal mudah. Pendidik dan peserta didik dituntut mampu beradaptasi dengan cepat pada kegiatan belajar mengajar tanpa bertatap muka langsung di kelas. Tanpa strategi yang tepat, kualitas belajar bisa saja menurun, bukan?

Selain itu, masih ada banyak kendala seperti kurangnya sarana untuk menunjang pembelajaran daring. Belum banyak sekolah yang memiliki platform e-learning yang baik. Padahal, fasilitas/infrastruktur information technology tersebut cukup vital di era digitalisasi saat ini.


Nah, apa saja yang perlu dilakukan untuk membangun website e-learning yang baik?

Sebenarnya, website e-learning bukan hanya untuk kegiatan belajar mengajar saja. Lebih jauh, website e-learning bisa digunakan sebagai platform digital sekolah. Jadi, bisa memuat banyak hal tentang sebuah sekolah. Artinya, setiap institusi pendidikan dapat memanfaatkan website yang dibangun sesuai kreativitas dan kebutuhannya.

Distribusi materi belajar dan tugas harian — Website yang dibangun harus memudahkan pengajar dalam memberikan materi pelajaran dan tugas-tugasnya. Untuk itu, fitur untuk mendistribusikan materi dan tugas harus tersedia.

Ujian atau kuis online — Belum lengkap jika kegiatan pendidikan tanpa metode untuk menilai kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, fitur ujian atau kuis online perlu menjadi bagian dari website e-learning. Bentuk ujian yang akan diselenggarakan juga bisa disesuaikan kebutuhan. Selain itu, proses penilaian juga harus dibuat mudah. Misalnya, dengan memasukkan kunci jawaban pada sistem.

Pendaftaran dan pengumuman peserta didik baru — Pendaftaran sekolah online bukan hal yang baru. Namun, pelaksanaannya bisa lebih dioptimalkan dengan website e-learning ini. Jadi, akan lebih memudahkan calon peserta didik dan orang tua.

Perpustakaan digital — Pembelajaran tidak berhenti di dalam kelas saja. Peserta didik bisa membaca berbagai buku melalui perpustakaan digital yang menjadi bagian dari platform e-learning. Selain akan memudahkan dalam mengakses informasi, administrasi peminjaman buku akan jauh lebih efisien.

Rapor online — Tak perlu lagi datang ke sekolah untuk mendapatkan hasil belajar peserta didik. Dengan rapor online dalam bentuk media elektronik, pembagiannya bisa dilakukan lebih cepat dan mudah serta hemat biaya.

Media komunikasi sekolah dengan orangtua peserta didik — Dengan pembelajaran daring, komunikasi tatap muka antara pengajar dan orangtua siswa menjadi terbatas. Akhirnya, kurang dapat mendiskusikan perkembangan siswa dengan baik. Jadi, dengan fitur komunikasi khusus di platform yang dibangun, interaksi tersebut dapat berjalan lebih optimal.


Enam poin di atas harusnya ada dalam sebuah website sekolah yang digunakan sebagai alternatif sarana digitalisasi sekolah. Bingung ingin membuat website sekolah seperti di atas?? Percayakan saja pada team ahli omprap digital dalam pembuatannya. Silakan klik disini untuk mendapatkan PROMO dan penawaran khusus selama masa pandemi COVID-19.

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan Bijak. Komentarmu akan tampil pada domain publik yang dapat diakses dari seluruh dunia tanpa batas Ruang dan Waktu.

Lebih baru Lebih lama