Wisata Alam / Gayo Lues – Hai sobat OmPrap dimana pun berada, alhamdulillah bisa bersua kembali lewat tulisan digital di blog ini. Walau harus sedikit bersusah payah agar tulisan ini dapat di unggah ke internet, mengingat lokasi tugas yang ternyata jauh di pelosok negeri yang tidak terdapat jaringan seluler.
Di perjumpaan kali ini izinkan OmPrap berbagi kisah perjalan darat antara kecamatan Terangun kabupaten Gayo Lues dengan kecamatan Babahrot kabupaten Aceh Barat Daya yang memiliki bentang alam, kontur jalan serta tantangan saat melintasinya.Hmmmm… memang agak bertanya juga dalam hati terkait jalan ini, apakah termasuk jalan provinsi atau jalan negara? Banyak titik jalan yang mulai rusak tergerus aliran air saat hujan, bahkan terdampak longsor badan jalan. Rimbunnya belukar di kiri dan kanan jalan antar kecamatan yang menghubungkan dua kabupaten berbeda ini pun turut menambah resiko laka saat melintasinya. Jalan tampak lebih sempit karena semak belukar tinggi, terlebih kontur jalan pegunungan yang berkelok-kelok dan naik turun, membuat pandangan pengendara cukup terbatas.
Jalan Terangun – Babahrot Terputus di GMaps
Bekas longsoran tanah, bekas longsoran batu, bekas pohon tumbang akan sering di jumpai di jalur lintas Gayo Lues – Aceh Barat Daya ini. Padahal jika dieksplor dan dikelola dengan baik, jalan Terangun – Babahrot ini menyimpan pesona alam yang luar biasa indah. Ciri khas daerah pegunungan dengan pemandangan hutan hijau yang sesekali tampak indah berpadu dengan pemukiman penduduk. Kehidupan alam bebas hutan pun bisa dijumpai di sepanjang lintasan ini, yang jarang sekali dijumpai di area perkotaan (di kebun binatang).
Di era saat ini pemerintah sedang gencar melaksanakan pembangunan infrastruktur khususnya jalan, harapannya lintasan jalan Terangun – Babahrot mendapat alokasi dana peningkatan kapasitas jalan dari pemerintah pusat. Sehingga mampu membuka keterisoliran masyarakat yang bermukim di sepanjang kiri-kanan jalan, harga kebutuhan pokok pun bisa lebih murah serta kebutuhan properti pun demikian.
Ketersediaan prasarana transportasi yang baik akan mampu mendorong terwujudnya pemerataan ekonomi dan mengecilkan kesenjangan antara daerah perkotaan dengan daerah pelosok. Jalan ini menawarkan pemandangan alam nan eksotis bagi pelancong serta kultur masyarakat gayo yang ramah, bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan dalam maupun luar negeri.
Semoga dalam dua hingga lima tahun ke depan, jalan Terangun – Babahrot dapat tersambung aspal hitam layaknya jalan lintas antar kabupaten di pesisir. Di wilayah kecamatan Terangun pun tampaknya sudah berdiri stasiun pengisian bahan bakar minyak walau hingga tulisan ini diterbitkan belum beroperasi, tapi setidaknya upaya pembukaan akses transportasi sedang bergeliat di lintasan ini.
Beberapa bulan lalu memang OmPrap mencoba memberi masukan kepada penyedia GMaps terkait jalan ini yang di gambar putus di tengah hutan. Dengan berbekal pengalaman saat melintas di jalur ini, akhirnya diputuskan untuk memberikan masukan lengkap dengan gambar jalannya. Setelah menunggu sekitar dua minggu, alhamdulillah masukan terkait gambar jalan Terangun – Babahrot pun di terima. Penyedia layanan GMaps pun melakukan update sehingga saat gambar jalan tersebut tersambung sesuai dengan kondisi real di lapangan. Riwayat masukan bisa di akses di https://support.google.com/maps/thread/3437895?hl=id
Selain itu, OmPrap juga memfokuskan hingga akhir tahun 2019 ini memberikan masukan + menambahkan bisnis lokal yang sekiranya dapat bermanfaat bagi pelintas di jalur ini. Oh ya, buat yang hendak bersua darat bisa singgah di kampung Persada Tongra kecamatan Terangun kabupaten Gayo Lues ya. Walau disini belum ada jaringan seluler, tapi blog tetap harus diupdate kan sob he he he.
Update : beberapa hari kemarin OmPrap mencoba turun dari Tongra menuju Babahrot, tampak ada progress peningkatan jalan, terutama di dekat perbatasan dua kabupaten tersebut di atas. Tampak beberapa eskavator dan truck dam fuso sedang melakukan kerja proyek jalan. Untuk video dashcam bisa di tonton di channel youtube OmPrap. Lebar jalan sepertinya mirip jalan lintas Takengon – Blangkejeren dan kalau sudah selesai hingga di aspal hitam, viewnya bisa jadi tempat selfie layaknya Bur Lintang Takengon yang viral beberapa waktu lalu.
Hemmmmm… tak sabar rasanya ingin selfie di jalan Puncak Tongra dan Bur Nipis dengan aspal hitamnya yang baru.
Tidak ada komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan Bijak. Komentarmu akan tampil pada domain publik yang dapat diakses dari seluruh dunia tanpa batas Ruang dan Waktu.